A. Sistem ekonomi kapitalis
Sistem ekonomi kapitalis adalah systemekonomi yang bersandar atas kebebasan dalam
melakukan kegiatan ekonomi (kebebasan kepemilikan, transaksi,produksi,
penentuan upah dan harga, konsumsi serta kebebasan untuk membelanjakan
pendapatan dan kekayaan)[1].Sistem Ekonomi Sosialis merupakan teori yang bertujuan untuk memperoleh
suatu distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas demokratisasi
terpusat, dan kepadanya perolehan produksi kekayaan yang lebih baik daripada
yang kini berlaku sebagaimana mestinya diarahkan[2].
Kapitalisme ini menolak sosialisme dan bersih
kukuh pada kebebasan moral perilaku mementingkan diri sendiri dalam teori
maupun praktek. Kapitalis juga bukan sekedar sistem ekonomi tetapi sabagai
suatu kebudayaan yang lebih meluas di banding sistem-sistem yang lain.[3]Biasanya negara-negara yang
menganut sistem ini dapat menimbulkan penindasan dan kekuasaan yang
sewenang-wenang terhadap masyarakat.[4]Sistem ekonomi ini di
pengaruhi oleh semangat mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan sumber
daya yang terbatas. Kapitalisme juga mengakui bahwa kebebasan manusia tidak
bisa bebas lepas (terbatas).
Kebebasan ini juga mengakibatkan tingginya persaingan diantara sesamanya
dalam rangka tidak tersingkir dari pasar. Sampai-sampai di dalam usaha memenuhi
kebutuhan hidupnya mereka bertindak tidak benar.
Dengan kata lain kapitalismeadalahsebuah system yang
menggunakanalat-alatproduksi yang ada di tangan sector-sektorswastauntukmenciptakanlaba,
dansebagiandarilaba di tanamkankembaligunamemperbesarkemampuanmenghasilkanlaba.darisiniberartikitaberbicaramasalahagribisnis,
perbankandanjasa-jasa yang lain.[5]
Max Weber
dalammengartikankapitralismelebihmengarahkapadapolitik, “kapitalismepolitik” (political capitalizm).Bagi system yang
memungkinkanjabatandankonoksi di manfaatkanuntukmendapatkanlaba, menurutnya
system inilazim di jumpaidalamperekonomianpra modern, misalnya di cina,
karenaitulah weber tidakmenemukangarispemisah yang
terlalumutlakantarakapitalismedanpejabat Negara yang menggunakanjabatanuntukmendapatkeuntungan
di banding denganparaanaliszamansekarang.
1. Ciri-ciridalam sistem kapitalis antara lainsebagai
berikut:
a. Bebasmemiliki harta secara perorangan
Negara itu menjamin kebebasan masyarakat untuk memiliki dan mempergunakan
hartanya. Menggunakan usaha yang sesuai dengan kepentingannya, itu
diperbolehkan asalkan tidak mengganggu ketentuan negara. Kebebasan memiliki
dalam sistem kapitalis merupakan bentuk pemahaman negara terhadap makna
kepemilikan.kepemilikan itu tidak terjadi bila tidak ada usaha untuk
mendapatkan harta untuk dimiliki. Jadi segala suatu yang mampu untuk
mendapatkan harta itu menjadi unsur yang penting dalam kapitalisme.
Norma-norma kapitalislah yang dijadikan sebagai pengontrol kehidupan
matrealistis untuk menjadikan masyarakat lebih cenderung memikirkan
kegiatan yangefektif untuk melakukandalam mencari harta.
Dialek kehidupan kapitalis itu mendorong sikap untuk mementingkan diri sendiri,
upaya untuk mementingkan diri sendiri itu lewat jalan memajukan pemenuhan
kepentingan masyarakat, tetapi sebenarnya itu dilakukan hanya untuk memenuhi
dirinya sendiri.
b. Bebas berekonomi dan bersaing
Kapitalis membatasi usaha-usaha dalam perdagangan monopolistik karena kalau
tidak dibatasi dalam monopoli tersebut akan mengakibatkan harga barang menjadi
tinggi sehingga tidak terkelolanya sumber daya alam.
Persaingan bebas merupakan syarat bagi terjadinya pemberdayaan di berbagai
sektor ekonomi, karena dengan persaingan bebas akan mendorong terciptanya
efisiensi dalam ekonomi. Dan persaingan ini telah di kembangkan dalam berbagai
negara kapitalisme secara pasti sehingga membawa kemajuan ekonomi. Tetapi
kemajuan ini membawa mereka pada kehidupan yang rentan terhadap masalah sosial, kemerosotan moral,
diskriminasi sosial dan lain sebagainya
c. Bertimpang dengan ekonomi
Dampak dari kebebasan dalam berusaha sehingga sumber produksi itu dikuasai
oleh para pengusaha. Sehingga ketimpangan ekonomi ini terjadi antara kaum
pengusaha dan kaum pekerja, beberapa pengusaha mengeksploitasi pekerja dengan
mengambil nilai tambah dari pekerjaan mereka. Dan nilai tambah ini dari waktu
ke waktu dapat meningkatkan kesinambungan modal seorang pengusaha, sedangkan
pekerja malah sebaliknya dari waktu ke waktu kurang mendapatkan penghasilan
yang memadai, apalagi sejumlah pengusaha memberikan penghasilan sama dengan
besarnya konsumsi mereka maka tidak ada sisa untuk menabung.
2.
Kelebihan
sistem ekonomi kapitalis
a. Kebebasan
Kebebasan merupakan faktor yang menjadikan kapitalisme menjadi sistem yang
tepat eksis di banding sosialisme. Kebebasan kapitalis tidak sama rata di
dasari atas penghargaan hidup terhadap sesamanya. Dan dalam kebebasan manusia
akan lebih mmberikan nilai tambah dalam produksi.
b. Dapat meningkatkan tingkat produksi
Persaingan bebas diantara individu akan mewujudkan tahap “produksi” dan
“tingkat harga” pada tingkat yang wajar sehingga akan membantu mempertahankan
penyesuaian pada tingkat yang rasional diatara keduanya. Persaingan juga akan
mempertahankan tahap keuntungan dan upah pada tingkat yang bisa diterima oleh
pasar.
c. Profit motif
Keuntungan merupakan faktor yang menentukan keberlangsungan usaha dan
merupakan faktor pendorong untuk berjalannya mekanisme pasar. semakin sedikit
kesempatan untuk melakukan usaha semakin kecil ia akan mendapat keuntungan,
begitu juga sebaliknya jika ia ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar
maka semakin banyak usaha yang dilakukan. Motif inilah yang menjadikan sistem
kapitalis lebih dinamis. Mencari keuntungan merupakan faktor pendorong untuk
berjalannya
3.
Kelemahan
sistem ekonomi kapitalis
a. Tidak merata
Persaingan bebas itu menimbulkan kecenderungan setiap orang mementingkan
kepentingannya sendiri dalam bidang ekonomi dan tidak peduli sama orang lain.
Maka ketimpangan sosial menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
masyarakat yang individualis, sehingga secara tidak langsung mengubah struktur
masyarakat menjadi dua bagian yaitu kaya dan miskin. Yang kaya berhak diberi
fasilitas lebih karena ia ikut membantu pembanguna negara dan begitu juga bagi
yang miskin merasa bahwa ia berhak dipelihara negara, karena ia miskin akibat
sistem ekonomi yang dipakai pemerintah.
b. Tidak selaras
Jika prioritas untuk memproduksi barang sosial yang diinginkan itu tidak
dapat diekspresikan dalam mekanisme pasar, maka kekuatan-kekuatan pasar akan
cenderung mendorong keadaan kepada penggunaan sumber-sumber daya yang tidak
efesian dan tidak merata. Maka tidak ada keselarasan dalam kehidupan masyarakat
bila menggunakan sistem ini.
c. Meksimasi profit
Efesiensi usaha bisa dijadikan legitimasi untuk menaikan batas produksi dan
mengurangi biayanya guna mendapatkan keuntungan yang maksimal. Hal ini
dilakukan sebagai alasan bagi pengusaha untuk mempertahankan produksi dan
memenangkan persaingan usaha dengan pihak lain. Kadang juga karena pengaruh
orientasi ini pengusaha kurang mempertimbangkan kesejahteraan tenaga kerja.
d. Krisis moral
Dalam kapitalisme setiap orang berusaha mengejar kekayaan supaya
mendapatkan peran lebih di dalam masyarakat. Hal ini mengakibatkan perencanaan
dalam mendapatkan kekayaan mendominasi hidup manusia dari hari ke hari. Keadaan
ini mempersempit ruang bagi manusia untuk berinteraksi dengan masyarakat
sekitarnya. Akhirnya mengakibatkan manusia kehilangan unsur-unsur
kemanusiannya.
e. Matrealistis
Dalam sistem kapitalisme segala kegiatan ekonomi itu didasarkan atas
terpenuhinya optimalisasi produksi, guna mencapai hasil produksi dan keuntungan
produksi yang diharapkan. Keadaan ini menjadikan hidup bermasyarakat hanya
untuk memenuhi aspek-aspek produksi saja, sehingga menimbulkan dorongan bagi
manusia untuk selalu berhitung dan menjadikan perilaku transaksional di dalam
kehidupan masyarakat.
f. Mengesampingkan kesejahteraan
Konsep kapitalis cenderung memahami dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi
dari pada pemerataan ekonomi. Kebijakan ini merupakan dampak dari mekanisme
modal yang cenderung berputar pada kalangan pengusaha. Bila pengusaha
mendapatkan keuntungan maka secara tidak langsung akan bisa digunakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga menjadikan kesejahteraan masyarakat
diabaikan.[6]
B. Sistem ekonomi sosialis
Sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem ekonomi dengan kebijakan atau
teori yang bertujuan untuk memperoleh suatu penyaluran yang lebih baik dengan
tindakan otoritas demokrasi terpusat dan dengan penyaluran yang lebih baik itu
dapat perolehan produksi kekayaan yang lebih baik pula dari pada yang kini.
1.
Latar belakang
sistem ekonomi sosialis
Sistem ekonomisosialis mempunyai
tujuan kemakmuran bersama, filosofi ekonomi sosialis adalah bagaimana
mendapatkan kesejahteraan, perkembangan sosialisme dimulai dari kritik terhadap
kapitalisme yang pada waktu
itu kaum kapitalis mendapat legitimasi gereja untuk mengeksploitasi buruh. Inilah
yang menjadikan Karl Marx mengkritiksistemkapitalissebagaiekonomi yang
tidaksesuaidenganaspekkemasyarakatan.
Menurut Marx, tidakadatempatbagikapitalismedidalamkehidupan, makaupayaperubahanharusdilakuakanuntukmenghancurkankapitalisme, alat-alatproduksiharusdikuasaioleh Negara gunamelindungirakyat. Kritik Marx ataskapitalismeini dilaksanakanoleh Lenin dalambentukkelembagaan Negara.Padaawalmulanya Lenin mengutarakanbeberapahal yang harusdilakukanuntukmensosialisasikanpahambarukepadamasyarakatRusiasetelahjatuhnyapemerintahan lama antaralain :Pertama,menggunakan propaganda bahwakomunismeadalahpartairakyat. Kedua, adanyainfiltrasiorganisasi-organisasimasyarakat, danKetiga, kekerasan.Hal ini dilakukanuntukmengembangkanidiologi Lenin dalammasyarakat yang harusdimerdekakandaripenindasanpasarRusia[7].
Menurut Marx, tidakadatempatbagikapitalismedidalamkehidupan, makaupayaperubahanharusdilakuakanuntukmenghancurkankapitalisme, alat-alatproduksiharusdikuasaioleh Negara gunamelindungirakyat. Kritik Marx ataskapitalismeini dilaksanakanoleh Lenin dalambentukkelembagaan Negara.Padaawalmulanya Lenin mengutarakanbeberapahal yang harusdilakukanuntukmensosialisasikanpahambarukepadamasyarakatRusiasetelahjatuhnyapemerintahan lama antaralain :Pertama,menggunakan propaganda bahwakomunismeadalahpartairakyat. Kedua, adanyainfiltrasiorganisasi-organisasimasyarakat, danKetiga, kekerasan.Hal ini dilakukanuntukmengembangkanidiologi Lenin dalammasyarakat yang harusdimerdekakandaripenindasanpasarRusia[7].
padaabad 18
danawalabad 19, paraahlifikirmempunyai ide yang menafsirkankebebasan,
hargadirimanusiadansupremasi hokum dengancara yang mendukungordeekonomi yang
timbulyaknikapitalisme.akantetapi optimismekaumfisiokratdanadam smith
telahbanyakberkurangkarenamunculnyadoktrin-doktrin Malthus danRichardo.
Padateori-teoritersebuttenagakerjatidak lama mencapaihasil yang melebihi
minimum bataskehidupan, da nada kemungkinanbahwaiasampaimenurunsampai di
bawahnyaterlepasdarikekayaan yang dapat di perbesarpekerjadanpemilik modal
merupakankolompokAntalogis.disparitasluaspadapendapatan di
anggaplumrahdantidakdapat di hindarkantidakadakesamaanekonomidan social
sertafilantropihanyaakanmenambahkemlaratan. Jean jasquesRousseau
berpendapatbahwa“hakmilikmerupakanpencurian”.PadazamanDirektoratberusahauntukmenghapuskannyadanmendirikanmasyarakatkomunisti,
iaberpendapatbahwa“Nature has given to
every man an equal right in the enjoyment of all goods”[8].
2.
Ciri-ciri sistem
ekonomi sosialis
a. Lebihmengutamakankebersamaan
(kolektivisme).
Masyarakatdianggapsebagaisatu-satunyakenyataansosial. Sehingga tidakadapengakuanatashak-hakpribadi
(individu) dalamsistemsosialis.
b.
Peranpemerintahsangatkuat
Pemerintahbertindakaktifmulaidariperencanaan,
pelaksanaanhinggatahappengawasan. Dan alat-alatproduksisertakebijaksanaanekonomisemuanyadiaturolehnegara.
c.
Sifatmanusiaditentukanolehpolaproduksi
Polaproduksi (asetdikuasaimasyarakat)
melahirkankesadarankolektivisme (masyarakatsosialis).Polaproduksi (asetdikuasaiindividu)
melahirkankesadaranindividualisme (masyarakatkapitalis).
3.
Kelebihan dalam
sisitem sosialis
a. Disediakannya kebutuhan pokok
b. Didasarkan perencanaan negara
c. Produksi dikelola oleh negara
4.
Kelemahan sistem
ekonomi sosialis
a. Sulit melakukan transakasi
b. Membatasi kebebasan
c. Mengabaikan pendidikan moral[9]
C. Kritik terhadap sistem ekonomi kapitalis dan sosialis
Menurut Ibnu Taimiyah tampaknya berada pada
pandangan pertengahan jika dilihat dari pemikiran kapitalis dan sosialis saat
ini. Persaingan dalam pasar bebas itu
penting, oleh karena itu negara harus menjamin pasar berjalan secara bebas
serta bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan dasar dari rakyatnya. Tetapi
negara juga harus membatasi dan menghambat kepemilikan individual yang
berlebihan karena kepentingan bersama itu harus menjadi tujuan utama dari
pembangunan ekonomi.[10]
Friedrich Listadalahseorangpenganutenthusiasdarikapitalismeprogrisif,
pendapatnyamengenaiteoriklasikadalahbahwateori-teoriklasikbersifatstatisdanbukandinamik.Jadisebenarnyaadalahbukanekualisasilabadanperkembanganekuasiotomatikalamiyahseperti
di nyatakandalamteoriklasikyang menciptakanlabadankemajuan, melainkanusahamanusia[11].
Di dalasm sistem perekonomian negara-negara di dunia ini beridentik dengan
sistem kapitalis karena pemerintah-pemerintah sekarang mengutamakan kepemilikan
individual dari pada kepemilikan umum, sehingga dalam menjalankan tugasnya mereka
menganggap tidak ada kawan yangabadi yang ada hanyalah lawan dan kepentingan
pribadi. Berbeda dengan sistem
sosialisme, di dalam sistem sosialisme itu dapat menghapus kepemilikan individu
atas sarana produksi dan dilarang memiliki barang yang dapat menghasilkan
sesuatu tapi dalam sistem ini juga mentoleransi kepemilikan individu secara
parsial.[12]
[1]Ismail Nawawi, Ekonomi Islam Prespektif Teori, Sistem, dan aspek hukum (Surabaya,CV
Putra Media Nusantara: 2009) hal 29
[2]http://zonaekis.com/sistem-ekonomi-sosialis-sosialisme/
[3]Syed Nawab Haider Naqwi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam(Yogjakarta,Pustaka
Pelajar: 2003)hal 110-114
[4]Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam Suatu Pengantar (Jakarta Pusat,Kalam
Mulia: 1994) hal 35
[5]Ruth Mc Vey, kaumkapitalisasiatenggara, (Jakarta,
yayasanoborindonesia, 1998) hal 3
[6]Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar,(Jogjakarta,
Ekonisia: 2004) hal 91-98
[8]Winardi, sejarahperkembanganilmuekonomi (bandung,
tarsito, 1993) hal 26
[9]Ibid Heri Sudarsono hal 102-104
[10]Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta, Ekonomi Islam, (Yogyakarta, PT. Raja Gravindo Persada:2008)
hal 111
[11]Winardi, sejarahperkembanganilmuekonomi (bandung,
tarsito, 1993) hal 56
thanks
BalasHapussangat membantu